Friday, February 15, 2013

Chinese Farmer Builds a Wind-Powered Car

Mimpi menurut Islam


Kitab Mimpi

Anda bermimpi? dan Anda merasa mimpi Anda itu bermakna namun tidak tahu maknanya? Silahkan tanyakan di sini. Semoga saya bisa membantu Anda.



1. Tentang sabda Nabi saw.: Barang siapa yang pernah melihat aku dalam mimpi, berarti dia benar-benar telah melihatku

• Hadis riwayat Abu Qatadah, ia berkata:

Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Mimpi baik (rukyah) itu datang dari Allah dan mimpi buruk (hilm) datang dari setan. Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan hendaklah dia meludah ke samping kiri sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya sehingga mimpi itu tidak akan membahayakannya. (Shahih Muslim No.4195)

• Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:

Dari Nabi bahwa beliau bersabda: Ketika kiamat telah mendekat, mimpi seorang muslim hampir tidak ada dustanya. Mimpi salah seorang di antara kalian yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi orang yang paling jujur dalam berbicara. Mimpi orang muslim adalah termasuk satu dari empat puluh lima bagian kenabian. Mimpi itu dibagi menjadi tiga kelompok: Mimpi yang baik, yaitu kabar gembira yang datang dari Allah. Mimpi yang menyedihkan, yaitu mimpi yang datang dari setan. Dan mimpi yang datang dari bisikan diri sendiri. Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan, maka hendaknya dia bangun dari tidur lalu mengerjakan salat dan hendaknya jangan dia ceritakan mimpi tersebut kepada orang lain. Beliau berkata: Aku gembira bila mimpi terikat dengan tali dan tidak suka bila mimpi dengan leher terbelenggu. Tali adalah lambang keteguhan dalam beragama. Kata Abu Hurairah: Aku tidak tahu apakah ia termasuk hadis atau ucapan Ibnu Sirin. (Shahih Muslim No.4200)

• Hadis riwayat Anas bin Malik, ia berkata:

Rasulullah bersabda: Mimpi seorang mukmin adalah termasuk satu dari empat puluh enam bagian kenabian. (Shahih Muslim No.4201)

• Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku. (Shahih Muslim No.4206)

• Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:

Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar (hak). (Shahih Muslim No.4208)


2. Tentang penafsiran mimpi

• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:

Ia bercerita bahwa seorang lelaki telah datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku semalam bermimpi melihat segumpal awan yang meneteskan minyak samin dan madu. Kemudian aku melihat orang-orang menengadahkan tangannya pada tetesan tersebut mereka ada yang mendapat banyak dan ada pula yang hanya mendapat sedikit. Lalu aku melihat seutas tali yang terentang dari langit sampai ke bumi kemudian melihat engkau memegang tali tersebut lalu engkau naik ke atas. Kemudian ada seorang lelaki memegang tali tersebut setelahmu, dan naik ke atas. Ada juga seorang lelaki lain memegang tali tersebut namun terputus, kemudian setelah disambung lagi, lelaki itu naik ke atas. Abu Bakar berkata: Wahai Rasulullah! Untuk engkau aku mengorbankan bapakku dan demi Allah, izinkan aku untuk mentakwil mimpi tersebut. Rasulullah saw. bersabda: Takwilkanlah! Abu Bakar berkata: Segumpal awan tersebut berarti awan Islam. Tetesan yang berupa samin dan madu adalah Alquran dari segi manis dan halusnya. Orang-orang yang menengadahkan tangannya pada tetesan tersebut berarti orang-orang yang banyak menghayati isi Alquran dan yang hanya sedikit penghayatannya terhadap Alquran. Adapun seutas tali yang tersambung dari langit sampai ke bumi adalah kebenaran yang engkau bawa. Engkau memegang tali tersebut lantas Allah mengangkat engkau dengan tali itu. Kemudian setelah engkau, ada seorang lelaki yang memegang tali tersebut dan naik ke atas dengan tali itu. Ada seorang lelaki lain yang memegang tali tersebut dan naik ke atas dengan tali itu. Dan ada seorang lelaki yang lain lagi memegang tali tersebut, namun terputus dan setelah disambung lagi baru dia naik ke atas dengan tali itu. Ceritakan kepadaku, wahai Rasulullah! Untuk engkau aku mengorbankan bapakku! Menurut engkau, apakah takwilku itu tepat atau tidak? Rasulullah saw. bersabda: Sebagian yang kamu jelaskan itu ada yang tepat dan sebagian ada yang salah. Selanjutnya Abu Bakar mengatakan: Demi Allah, wahai Rasulullah, beri tahu aku mana kesalahanku! Beliau bersabda: Kamu jangan sering bersumpah. (Shahih Muslim No.4214)

3. Mimpi Nabi saw.

• Hadis riwayat Abu Musa ra.:

Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Aku pernah bermimpi seolah-olah berhijrah dari kota Mekah menuju ke suatu daerah yang banyak pohon kurma. Aku yakin itu adalah daerah Yamamah atau daerah Hajar, namun ternyata adalah daerah Madinah yang dahulu disebut Yatsrib. Dalam mimpiku ini aku seakan-akan menghunus sebilah pedang tiba-tiba matanya menjadi tumpul. Ternyata mimpi itu adalah musibah bagi orang-orang mukmin pada perang Uhud. Kemudian aku ayunkan sekali lagi dan ternyata pedang itu kembali baik seperti semula. Ternyata itu adalah kemenangan yang diberikan oleh Allah dan bersatunya orang-orang mukmin. Dalam mimpi itu aku juga melihat seekor sapi, Allah adalah Zat yang baik. Ternyata itu adalah (isyarat) sekumpulan orang-orang mukmin pada perang Uhud. Namun kebaikan Allah datangnya masih nanti. Balasan sebuah keyakinan yang diberikan oleh Allah setelah perang Badar. (Shahih Muslim No.4217)

• Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

Pada suatu hari Musailimah Al-Kadzab datang ke Madinah pada zaman Nabi saw. dan berkata: Jika Muhammad menyerahkan kepemimpinan kepadaku sepeniggalnya niscaya aku mau menjadi pengikutnya. Lalu Musailimah datang lagi (ke Madinah) bersama beberapa orang dari kaumnya kemudian Nabi saw. dengan Tsabit bin Qais bin syammas berangkat menemuinya sambil membawa sepotong pelepah kurma sampai beliau berdiri di hadapan Musailimah beserta teman-temannya lalu bersabda: Sekalipun kamu meminta kepadaku sepotong kayu ini, tidak akan aku berikan kepadamu dan aku tidak akan melanggar perintah Allah dalam berurusan denganmu. Jika kamu berpaling, niscaya Allah akan membinasakanmu. Sesungguhnya aku telah memimpikan kamu dan kamu telah diperlihatkan kepadaku dalam mimpi itu. Dan ini Tsabit bin Qais yang akan memberikan jawaban kepadamu. Kemudian beliau beranjak pergi meninggalkan Musailimah. Ibnu Abbas berkata: Aku bertanya tentang sabda Nabi saw.: Sesungguhnya aku telah memimpikan kamu dan kamu telah diperlihatkan kepadaku dalam mimpi itu. Lalu Abu Hurairah mengabarkan kepadaku bahwa Nabi saw. bersabda: Ketika sedang tidur aku bermimpi melihat sepasang gelang emas berada di tanganku. Sepasang gelang tersebut sangat menarik perhatianku. Dalam tidur aku mendapat wahyu supaya meniup sepasang gelang tersebut. Setelah aku tiup ternyata sepasang gelang tersebut terbang. Aku tafsirkan mimpi itu dengan akan munculnya dua pembohong sepeninggalku pertama adalah Unsi dari daerah Shan`a dan kedua adalah Musailimah dari daerah Yamamah. (Shahih Muslim No.4218)

• Hadis riwayat Samurah bin Jundub ra., ia berkata:

Nabi saw. setiap kali selesai mengerjakan salat Subuh menghadapkan wajahnya kepada para sahabat dan bertanya: Apakah tadi malam ada salah seorang di antara kalian yang bermimpi. (Shahih Muslim No.4220)

Mimpi bertemu Rasul


Hadis riwayat Abu Qatadah, ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Mimpi baik (rukyah) itu datang dari Allah dan mimpi buruk (hilm) datang dari setan. Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan hendaklah dia meludah ke samping kiri sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya sehingga mimpi itu tidak akan membahayakannya. (Shahih Muslim No.4195)


Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:
Dari Nabi bahwa beliau bersabda: Ketika kiamat telah mendekat, mimpi seorang muslim hampir tidak ada dustanya. Mimpi salah seorang di antara kalian yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi orang yang paling jujur dalam berbicara. Mimpi orang muslim adalah termasuk satu dari empat puluh lima bagian kenabian. Mimpi itu dibagi menjadi tiga kelompok: Mimpi yang baik, yaitu kabar gembira yang datang dari Allah. Mimpi yang menyedihkan, yaitu mimpi yang datang dari setan. Dan mimpi yang datang dari bisikan diri sendiri. Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan, maka hendaknya dia bangun dari tidur lalu mengerjakan salat dan hendaknya jangan dia ceritakan mimpi tersebut kepada orang lain. Beliau berkata: Aku gembira bila mimpi terikat dengan tali dan tidak suka bila mimpi dengan leher terbelenggu. Tali adalah lambang keteguhan dalam beragama. Kata Abu Hurairah: Aku tidak tahu apakah ia termasuk hadis atau ucapan Ibnu Sirin. (Shahih Muslim No.4200)


Hadis riwayat Anas bin Malik, ia berkata:
Rasulullah bersabda: Mimpi seorang mukmin adalah termasuk satu dari empat puluh enam bagian kenabian. (Shahih Muslim No.4201)


Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku. (Shahih Muslim No.4206)


Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar (hak). (Shahih Muslim No.4208)

Mimpi baik dan Mimpi buruk

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ، قَالَ
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ “اَلرُّؤْيَا مِنَ اللهِ. وَالْحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ. فَإِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ حُلْمًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثًا. وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْ شَرِّهَا. فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ”.1- (2261)

Hadits riwayat Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Mimpi baik (rukya) itu datang dari Allah dan mimpi buruk (hilm) datang dari setan. Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan hendaklah dia menyemburkan ludahnya ke samping kiri sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya sehingga mimpi itu tidak akan membahayakannya.

(Shahih Muslim 2261:1)

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ،

عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم؛ أَنَّهُ قَالَ “اَلرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنَ اللهِ. وَالرُّؤْيَا السُّوْءُ مِنَ الشَّيْطَانِ. فَمَنْ رَأَى رُؤْيًا فَكَرَهَ مِنْهَا شَيْئًا فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ، وَلْيَتَعَوَّذْ مِنَ الشَّيْطَانِ، لاَ تَضُرُّهُ. وَلاَ يُخْبِرْ بِهَا أَحَدًا. فَإِنْ رَأَى رُؤْيًا حَسَنَةً فَلْيُبْشِرْ. وَلاَ يُخْبِرْ إِلاَّ مَنْ يُحِبُّ”.3- (2261)

Hadits riwayat Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam , sesungguhnya beliau bersabda: Mimpi yang baik itu datang dari Allah dan mimpi buruk datang dari setan. Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan hendaklah dia menyemburkan ludahnya ke samping kiri dan hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya sehingga mimpi itu tidak akan membahayakannya. Dan janganlah diberitakannya kepada siapapun. Tetapi, kalau dia bermimpi dengan mimpi yang baik, hendaklah dia bergembira dan jangan diceritakannya selain kepada orang yang disukainya..

(Shahih Muslim 2261:3)

عَنْ جَابِرٍ،

عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم؛ أَنَّهُ قَالَ “إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الرُّؤْياَ يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثًا. وَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلاَثًا. وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِي كَانَ عَلَيْهِ”.5- (2262)

Hadits riwayat Jabir Radhiyallahu’anhu,

Dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam , sesungguhnya beliau bersabda: Apabila salah seorang diantara kamu bermimpi dengan mimpi yang tidajk disenanginya (mimpi buruk), maka hendaklah dia meludah ke samping kirinya sebanyak tiga kali, dan hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari setan tiga kali dan hendaklah dia membalikkan badannya kesebelah yang lain.

(Shahih Muslim 2262:5)

Mimpi yang baik adalah sebagian dari pada wahyu


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ،

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم.قَالَ: “إِذَا اِقْتَرَبَ الزَّمَانُ لَمْ تَكَدْ رُؤْيَا الْمُسْلِمِ تَكْذِبُ. وَأَصْدَقُكُمْ رُؤْيَا أَصْدَقُكُمْ حَدِيْثًا. وَرُؤْيَا الْمُسْلِمِ جُزْءٌ مِنْ خَمْسَةٍ وَأَرْبَعِيْنَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ وَالرُّؤْيَا ثَلاَثَةٌ: فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنَ اللهِ. وَرُؤْيَا تَحْزِيْنٍ مِنَ الشَّيْطَانِ. وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَِهُِ. فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ، فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ. وَلاَ يَحْدِثُ بِهَا النَّاسَ”. قَالَ “وَأَحَبُّ الْقَيْدَ أَكْرَهُ الْغَلَّ. وَالْقَيْدُ ثُبَاتٌ فِي الدِّيْنِ” فَلاَ أَدْرِي هُوَ فِي الْحَدِيْثِ أَمْ قَالَهُ اِبْنُ سِيْرِيْنَ.

(2263)

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Dari Nabi Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bahwa beliau bersabda: Ketika kiamat telah mendekat, mimpi seorang muslim hampir tidak ada dustanya. Mimpi salah seorang di antara kalian yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi orang yang paling jujur dalam berbicara. Mimpi orang muslim adalah termasuk satu dari empat puluh lima bagian kenabian. Mimpi itu dibagi menjadi tiga kelompok: Mimpi yang baik, yaitu kabar gembira yang datang dari Allah. Mimpi yang menyedihkan, yaitu mimpi yang datang dari setan. Dan mimpi yang datang dari bisikan diri sendiri. Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan, maka hendaknya dia bangun dari tidur lalu mengerjakan salat dan hendaknya jangan dia ceritakan mimpi tersebut kepada orang lain.

Beliau berkata: Aku gembira bila mimpi terikat dengan tali dan tidak suka bila mimpi dengan leher terbelenggu. Tali adalah lambang keteguhan dalam beragama. Kata Abu Hurairah: Aku tidak tahu apakah ia termasuk hadits atau ucapan Ibnu Sirin. (Shahih Muslim 2263)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ عُبَادَةِ بْنِ الصَّامِتِ. قَالَ:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِيْنَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ”.(2264)

Hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Rasulullah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Mimpi seorang mukmin adalah termasuk satu dari empat puluh enam bagian kenabian. (Shahih Muslim 2264)

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، قَالَ:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “اَلرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِيْنَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ”. (2265)


Hadits riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Rasulullah Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Mimpi yang benar adalah sebagian dari pada tujuh puluh bagian kenabian. (Shahih Muslim 2265)

Mimpi melihat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ بِي”

.10- (2266)

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku.

(Shahih Muslim 2266-10)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ. قَالَ:

سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ “مَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَسَيَرَانِي فِي الْيَقْظَةِ. أَوْ لَكَأَنَّمَا رَآنِي فِي الْيَقْظَةِ. لاَ يَتَمَثَّلُ الشَّيْطَانُ بِي”. 11- (2266)

Hadits riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa melihatku dalam tidur (mimpi), maka dia bakal melihatku dalam keadaan bangun atau sungguh dia seperti melihatku dalam keadaan bangun. Setan tidak dapat menjelma sepertiku.

(Shahih Muslim 2266-11)

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “مَنْ رَآنِي فَقَدْ رَأَى الْحَقَّ”.(2267)

Hadits riwayat Abu Qatadah Radhiyallahu’anhu, ia berkata:

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar (hak).

(Shahih Muslim 2267)

عَنْ جَابِرٍ؛

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “مَنْ رَآنِي فِي النَّوْمِ فَقَدْ رَآنِي. إِنَّهُ لاَ يَنْبَغِي لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَتَمَثَّلَ فِي صُوْرَتِي”. وَقَالَ “إِذَا حَلَمَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يُخْبِرْ أَحَدًا بِتَلَعُّبِ الشَّيْطَانِ بِهِ فِي الْمَنَامِ”.(2268)

Hadits riwayat Jabir Radhiyallahu’anhu,

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Barang siapa yang melihat aku dalam tidur (mimpi), maka dia benar-benar melihatku. Sesungguhnya setan tidak mampu menjelma menyerupaiku. Dan beliau bersabda: “Jika salah seorang diantara kalian bermimpi buruk maka janganlah dia menceritakan kepada seseorang bahwa dia dipermainkan setan dalam tidurnya.”

(Shahih Muslim 2266-10)

Larangan Menceritakan Mimpi Buruk (Karena Gangguan Setan)


عَنْ جَابِرٍ،

عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم؛ أَنَّهُ قَالَ ِلأَعْرَابِيٍّ جَاءَهُ فَقَالَ: إِنِّي حَلَمْتُ أَنَّ رَأْسِي قُطِعَ. فَأَناَ أَتَّبِعُهُ. فَزَجَرَهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم وَقَالَ “لاَ تَخْبِرْ بِتَلَعُّبِ الشَّيْطَانِ بِكَ فِي الْمَنَامِ”.

14- (2268)

Hadits riwayat Jabir Radhiyallahu’anhu,

Diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, sesungguhnya beliau bersabda kepada orang arab dusun yang datang kepadanya dan mengatakan: “Sesunguhnya saya bermimpi bahwa kepalaku dipotong dan saya mengikuti kepala itu”. Maka Nabi Shallallahu alaihi wassalam mencegahnya dan bersabda: Janganlah menceritakan tentangmu yang dipermainkan setan diwaktu tidur”

(Shahih Muslim 2268)

عَنْ جَابِرٍ.قَالَ:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ! رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ كَأَنَّ رَأْسِي قُطِعَ. قَالَ: فَضَحَكَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم وَقَالَ “إِذَا لَعِبَ الشَّيْطَانُ بِأَحَدِكُمْ فِي مَنَامِهِ. فَلاَ يُحْدِثْ بِهِ النَّاسَ”. وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ “إِذَا لُعِبَ بِأَحَدِكُمْ” وَلَمْ يَذْكُرِ الشَّيْطَانَ.

16- (2268)

Hadits riwayat Jabir Radhiyallahu’anhu, ia berkata ,

Datang seorang lelaki kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam kemudian dia berkata : Ya Rasulullah ! aku bermimpi kepalaku dipotong, Jabir berkata : Maka tertawalah Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan bersabda: “Jika Setan mempermainkan salah seorang diantara kalian dalam tidurnya, janganlah ia menceritakannya kepada orang-orang.” Dalam riwayat Abu Bakar disebutkan :”Jika salah seorang diantara kalian dipermainkan” dan beliau tidak menyebutkan kata setan.

(Shahih Muslim 2268-16)


DO'A KEPADA ORANG SAKIT

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِیْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِیْمِ أَنْ یَشْفِیَكَ


“Aku mohon kepada Allah yang Maha Mulia pemilik ‘Arasy Yang Agung, agar Dia menyembuhkanmu".

Diriwayatkan dalam Shahih Tirmidzi “Setiap hamba muslim yang mengunjungi orang sakit, yang belum datang ajalnya kemudian dia membaca: (do'a di atas) tujuh kali, maka (orang yang sakit tersebut) akan disembuhkan”.


Penafsiran (Takwil) Mimpi

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ كَانَ يُحْدِثُ؛

أَنَّ رَجُلاً أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي أَرَى اللَّيْلَةَ ظُلَّةٌ تَنْطِفُ السَّمْنَ وَالْعَسَلَ. فَأَرَى النَّاسَ يَتَكَفَّفُوْنَ مِنْهَا بِأَيْدِيْهِمْ. فَالْمُسْتَكْثِرُ وَالْمُسْتَقِلُّ. وَأَرَى سَبَبًا وَاصِلاً مِنَ السَّمَاءِ إِلَى اْلأَرْضِ. فَأَرَاكَ أَخَذْتَ بِهِ فَعَلَوْتَ. ثُمَّ أَخَذَ بِهِ رَجُلٌ مِنْ بَعْدِكَ فَعَلاَ. ثُمَّ أَخَذَ بِهِ رَجُلٌ آخَرَ فَعَلاَ. ثُمَّ أَخَذَ بِهِ رَجُلٌ آخَرَ فَانْقَطَعَ بِهِ. ثُمَّ وَصَلَ لَهُ فَعَلاَ. قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ: يَا رَسُوْلَ اللهِ بِأَبِي أَنْتَ. وَاللهِ لَتَدَعَنِّي فَلَأَعْبُرَنَّهَا. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “اُعْبُرْهَا” قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ: أَمَّا الظُّلَّةُ فَظُلَّةُ اْلإِسْلاَمِ. وَأَمَّا الَّذِي يَنْطِفُ مِنَ السَّمْنِ وَالْعَسَلِ فَالْقُرْآنِ. حَلاَوَتُهُ وَلِيْنُهُ. وَأَمَّا مَا يَتَكَفَّفُ النَّاسُ مِنْ ذٰلِكَ فَالْمُسْتَكْثِرُ مِنَ الْقُرْآنِ وَالْمُسْتَقِلُّ. وَأَمَّا السَّبَبُ الْوَاصِلُ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى اْلأَرْضِ فَالْحَقُّ الَّذِي أَنْتَ عَلَيْهِ. تَأْخُذُ بِهِ فَيُعْلِيْكَ اللهُ بِهِ ثُمَّ يَأْخُذُ بِهِ رَجُلٌ مِنْ بَعْدِكَ فَيَعْلُوْ بِهِ. ثُمَّ يَأْخُذُ بِهِ رَجُلٌ مِنْ بَعْدِكَ فَيَعْلُوْ بِهِ. ثُمَّ يَأْخُذُ بِهِ رَجُلٌ آخَرَ فَيَنْقَطِعُ بِهِ ثُمَّ يُوْصَلَ لَهُ فَيَعْلُوْ بِهِ. فَأخْبِرْنِي يَا رَسُوْلَ اللهِ بِأَبِي أَنْتَ أَصَبْتُ أَمْ أَخْطَأْتُ؟ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “أَصَبْتَ بَعْضًا وَأَخْطَأْتَ بَعْضًا” قَالَ: فَوَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَتُحَدِّثَنِّي مَا الَّذِي أَخْطَأْتُ؟ قَالَ “لاَ تُقْسِمْ”(2269)

Hadits riwayat Ibnu Abbas Radhiyallahu’anhu:

Ia bercerita bahwa seorang lelaki telah datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku semalam bermimpi melihat segumpal awan yang meneteskan minyak samin dan madu. Kemudian aku melihat orang-orang menengadahkan tangannya pada tetesan tersebut mereka ada yang mendapat banyak dan ada pula yang hanya mendapat sedikit. Lalu aku melihat seutas tali yang terentang dari langit sampai ke bumi kemudian melihat engkau memegang tali tersebut lalu engkau naik ke atas. Kemudian ada seorang lelaki memegang tali tersebut setelahmu, dan naik ke atas. Ada juga seorang lelaki lain memegang tali tersebut namun terputus, kemudian setelah disambung lagi, lelaki itu naik ke atas. Abu Bakar berkata: Wahai Rasulullah! Demi bapakku dan demi Allah, izinkan aku untuk mentakwil mimpi tersebut. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Takwilkanlah! Abu Bakar berkata: Segumpal awan tersebut berarti awan Islam. Tetesan yang berupa samin dan madu adalah Alquran dari segi manis dan halusnya. Orang-orang yang menengadahkan tangannya pada tetesan tersebut berarti orang-orang yang banyak menghayati isi Alquran dan yang hanya sedikit penghayatannya terhadap Alquran. Adapun seutas tali yang tersambung dari langit sampai ke bumi adalah kebenaran yang engkau bawa. Engkau memegang tali tersebut lantas Allah mengangkat engkau dengan tali itu. Kemudian setelah engkau, ada seorang lelaki yang memegang tali tersebut dan naik ke atas dengan tali itu. Ada seorang lelaki lain yang memegang tali tersebut dan naik ke atas dengan tali itu. Dan ada seorang lelaki yang lain lagi memegang tali tersebut, namun terputus dan setelah disambung lagi baru dia naik ke atas dengan tali itu. Ceritakan kepadaku, wahai Rasulullah! Demi bapakku! Menurut engkau, apakah takwilku itu tepat atau tidak? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sebagian yang kamu jelaskan itu ada yang tepat dan sebagian ada yang salah. Selanjutnya Abu Bakar mengatakan: Demi Allah, wahai Rasulullah, beri tahu aku mana kesalahanku! Beliau bersabda: Kamu jangan sering bersumpah.

(Shahih Muslim :2269)

Rasulullah Mimpi Di beri Kurma Yang Baik

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “رَأَيْتُ ذَاتَ لَيْلَةٍ، فِيْمَا يَرَى النَّائِمُ، كَأَنَّا فِي دَارِ عُقْبَةَ بْنِ رَافِعٍ. فَأَتَيْنَا بِرُطَبٍ مِنْ رُطَبِ اِبْنِ طَابٍ. فَأَوَّلْتُ الرِّفْعَةَ لَنَا فِي الدُّنْيَا وَالْعَاقِبَةَ فِي اْلآخِرَةِ. وَأَنَّ دِيْنَنَا قَدْ طَابَ”. (2270)

Hadits riwayat Anas bin Malik Radhiyallahu’anhu, ia berkata :

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Pada suatu malam aku bermimpi seolah-olah kami di rumah ‘Uqbah bin Rafi’, lalu diberikan kepada kami korma yang baru masak dari semacam kurma yang dinamakan Ibnu Thabin. Saya mena’birkan mimpi itu bahwa kita akan memperoleh kemuliaan didunia dan akibat yan gbaik di akherat dan sesungguhnya agama kita sangat baik.

(Shahih Muslim No.2270)

Nabi SAW bermimpi disuruh mendahulukan yang lebih tua


عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ ، قَالَ:

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ “أَرَانِي فِي الْمَنَامِ أَتَسَوَّكُ بِسِوَاكٍ. فَجَذَبَنِي رَجُلاَنِ أَحَدُهُمَا أَكْبَرُ مِنَ اْلآخَرِ. فَنَاوَلْتُ السِّوَاكَ اْلأَصْغَرَ مِنْهُمَا. فَقِيْلَ لِي كَبِّرْ. فَدَفَعْتُهُ إِلَى اْلأَكْبَرِ”. (2271)

Hadits riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata :

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Aku bermimpi bersiwak dengan sebuah kayu siwak, dua orang laki-laki meminta siwak kepadaku yang seorang lebih tua dari yang lain. Aku memberikan siwak kepada yang lebih muda diantara keduanya, lalu ada yang mengatakan: “Kepada yang lebih tua!” Maka aku memberikannya kepada yang lebih tua.

(Shahih Muslim No.2271)

Rasulullah Mimpi Tentang Hijrah ke Madinah dan Tentang Perang Uhud


عَنْ أَبِي مُوْسَى،

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ “رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أُهَاجِرُ مِنْ مَكَّةَ إِلَى أَرْضٍ بِهَا نَخْلٌ. فَذَهَبَ وَهْلِي إِلَى أَنَّهَا الْيَمَامَةُ أَوْ هَجَرٌ. فَإِذَا هِيَ الْمَدِيْنَةُ يَثْرِبُ. وَرَأَيْتُ فِي رُؤْيَايَ هٰذِهِ أَنِّي هَزَزْتُ سَيْفًا. فَانْقَطَعَ صَدْرُهُ. فَإِذَا هُوَ مَا أُصِيْبَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ أُحُدٍ. ثُمَّ هَزَزْتُهُ أُخْرَى فَعَادَ أَحْسَنَ مَا كَانَ. فَإِذَا هُوَ مَا جَاءَ اللهُ بِهِ مِنَ الْفَتْحِ وَاجْتِمَاعِ الْمُؤْمِنِيْنَ. وَرَأَيْتُ فِيْهَا أَيْضًا بَقَرًا، وَاللهُ خَيْرٌ. فَإِذَا هُمُ النَّفَرُ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ أُحُدٍ. وَإِذَا الْخَيْرُ مَا جَاءَ اللهُ بِهِ مِنَ الْخَيْرِ بَعْدُ، وَثَوَابُ الصِّدْقِ الَّذِي أَتَانَا اللهُ بَعْدَ يَوْمَ بَدْرٍ”.(2272)

Hadits riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu:

Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam bahwa beliau bersabda: Aku pernah bermimpi seolah-olah berhijrah dari kota Mekah menuju ke suatu daerah yang banyak pohon kurma. Aku yakin itu adalah daerah Yamamah atau daerah Hajar, namun ternyata adalah daerah Madinah yang dahulu disebut Yatsrib. Dalam mimpiku ini aku seakan-akan menghunus sebilah pedang tiba-tiba matanya menjadi tumpul. Ternyata mimpi itu adalah musibah bagi orang-orang mukmin pada perang Uhud. Kemudian aku ayunkan sekali lagi dan ternyata pedang itu kembali baik seperti semula. Ternyata itu adalah kemenangan yang diberikan oleh Allah dan bersatunya orang-orang mukmin. Dalam mimpi itu aku juga melihat seekor sapi, Allah adalah Zat yang baik. Ternyata itu adalah (isyarat) sekumpulan orang-orang mukmin pada perang Uhud. Namun kebaikan Allah datangnya masih nanti. Balasan sebuah keyakinan yang diberikan oleh Allah setelah perang Badar

(Shahih Muslim No.2272)

Rasulullah Mimpi Tentang Hijrah ke Madinah dan Tentang Perang Uhud

عَنْ أَبِي مُوْسَى،

عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ “رَأَيْتُ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أُهَاجِرُ مِنْ مَكَّةَ إِلَى أَرْضٍ بِهَا نَخْلٌ. فَذَهَبَ وَهْلِي إِلَى أَنَّهَا الْيَمَامَةُ أَوْ هَجَرٌ. فَإِذَا هِيَ الْمَدِيْنَةُ يَثْرِبُ. وَرَأَيْتُ فِي رُؤْيَايَ هٰذِهِ أَنِّي هَزَزْتُ سَيْفًا. فَانْقَطَعَ صَدْرُهُ. فَإِذَا هُوَ مَا أُصِيْبَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ أُحُدٍ. ثُمَّ هَزَزْتُهُ أُخْرَى فَعَادَ أَحْسَنَ مَا كَانَ. فَإِذَا هُوَ مَا جَاءَ اللهُ بِهِ مِنَ الْفَتْحِ وَاجْتِمَاعِ الْمُؤْمِنِيْنَ. وَرَأَيْتُ فِيْهَا أَيْضًا بَقَرًا، وَاللهُ خَيْرٌ. فَإِذَا هُمُ النَّفَرُ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ أُحُدٍ. وَإِذَا الْخَيْرُ مَا جَاءَ اللهُ بِهِ مِنَ الْخَيْرِ بَعْدُ، وَثَوَابُ الصِّدْقِ الَّذِي أَتَانَا اللهُ بَعْدَ يَوْمَ بَدْرٍ”.(2272)

Hadits riwayat Abu Musa Radhiyallahu’anhu:

Dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam bahwa beliau bersabda: Aku pernah bermimpi seolah-olah berhijrah dari kota Mekah menuju ke suatu daerah yang banyak pohon kurma. Aku yakin itu adalah daerah Yamamah atau daerah Hajar, namun ternyata adalah daerah Madinah yang dahulu disebut Yatsrib. Dalam mimpiku ini aku seakan-akan menghunus sebilah pedang tiba-tiba matanya menjadi tumpul. Ternyata mimpi itu adalah musibah bagi orang-orang mukmin pada perang Uhud. Kemudian aku ayunkan sekali lagi dan ternyata pedang itu kembali baik seperti semula. Ternyata itu adalah kemenangan yang diberikan oleh Allah dan bersatunya orang-orang mukmin. Dalam mimpi itu aku juga melihat seekor sapi, Allah adalah Zat yang baik. Ternyata itu adalah (isyarat) sekumpulan orang-orang mukmin pada perang Uhud. Namun kebaikan Allah datangnya masih nanti. Balasan sebuah keyakinan yang diberikan oleh Allah setelah perang Badar

(Shahih Muslim No.2272)

Anda bisa ceritakan mimpi Anda di sini

No comments:

Post a Comment